Oleh: admin1970 | 28 Maret 2011

Joko Widodo Sang Walikota Teladan


Ternyata bisa lho bikin KTP 1 jam dan bayar cuma 5 ribu! Betul ini ada di Indonesia..di Kota Solo tepatnya! Wah kalo pemimpin kita kayak gini, pasti dech rakyat makmur. Inilah sosok pemimpin dambaan rakyat. Bagaimana menurut anda? Silakan baca yang saya kutip dari Republika. Selamat membaca!

Joko Widodo: Tidak Mau Masuk Sistem, Saya ‘Injak’

tokoh perubahan 2010

“Jokowi itu pemberian nama dari buyer saya dari Prancis,” begitu kata Wali Kota Solo, Joko Widodo, saat ditanya dari mana muncul nama Jokowi. Kata dia, begitu banyak nama dengan nama depan Joko yang jadi eksportir mebel kayu. Pembeli dari luar bingung untuk membedakan, Joko yang ini apa Joko yang itu. Makanya, dia terus diberi nama khusus, ‘Jokowi’. Panggilan itu kemudian melekat sampai sekarang. Di kartu nama yang dia berikan tertulis, Jokowi, Wali Kota Solo. Belakangan dia mengecek, di Solo yang namanya persis Joko Widodo ada 16 orang.

Saat ini, Jokowi menjabat untuk periode kedua. Kemenangan mutlak diperoleh saat pemilihan wali kota tahun lalu. Nama Jokowi kini tidak hanya populer, tapi kepribadiannya juga disukai masyarakat. Setidaknya, ketika pergi ke pasar-pasar, para pedagang beramai-ramai memanggilnya, atau paling tidak berbisik pada orang sebelahnya, “Eh..itu Pak Joko.”

Bagaimana ceritanya sehingga dia bisa dicintai masyarakat Solo? Kebijakan apa saja yang telah membuat rakyatnya senang? Mengapa pula dia harus menginjak pegawainya? Berikut wawancara wartawan Republika, Ditto Pappilanda, dengan Jokowi dalam kebersamaannya sepanjang setengah hari di seputaran Solo.

Sikap apa yang Anda bawa dalam menjalankan karier sebagai birokrat?
Secara prinsip, saya hanya bekerja untuk rakyat. Hanya itu, simpel. Saya enggak berpikir macam-macam, wong enggak bisa apa-apa. Mau dinilai tidak baik, silakan, mau dinilai baik, ya silakan. Saya kan tugasnya hanya bekerja. Enggak ada kemauan macam-macam. Enggak punya target apa-apa. Bekerja. Begitu saja.

Bener, saya tidak muluk-muluk dan sebenarnya yang kita jalankan pun semua orang bisa ngerjain. Hanya, mau enggak. Punya niat enggak. Itu saja. Enggak usah tinggi-tinggi. Sederhana sekali.

Contoh, lima tahun yang lalu, pelayanan KTP kita di kecamatan semrawut. KTP bisa dua minggu, bisa tiga minggu selesai. Tidak ada waktu yang jelas. Bergantung pada yang meminta, seminggu bisa, dua minggu bisa. Tapi, dengan memperbaiki sistem, apa pun akan bisa berubah. Menyiapkan sistem, kemudian melaksanakan sistem itu, dan kalau ada yang enggak mau melaksanakan sistem, ya, saya injak.

Awalnya reaksi internal bagaimana?
Ya biasa, resistensi setahun di depan, tapi setelah itu, ya, biasa saja. Semuanya kalau sudah biasa, ya semuanya senang. Ya, kita mengerti itu masalah kue, ternyata ya juga bisa dilakukan.

Untuk mengubah sistem proses KTP itu, tiga lurah saya copot, satu camat saya copot. Saat itu, ketika rapat diikuti 51 lurah, ada tiga lurah yang kelihatan tidak niat. Enggak mungkin satu jam, pak, paling tiga hari, kata mereka. Besoknya lurah itu tidak menjabat. Kalau saya, gitu saja. Rapat lima camat lagi, ada satu camat, sulit pak, karena harus entri data. Wah ini sama, lah. Ya, sudah.

Nyatanya, setelah mereka hilang, sistemnya bisa jalan. Seluruh kecamatan sekarang sudah seperti bank. Tidak ada lagi sekat antara masyarakat dan pegawai, terbuka semua. Satu jam juga sudah jadi. Rupiah yang harus dibayar sesuai perda, Rp 5.000.

Anda juga punya pengalaman menarik dalam penanganan Pedagang Kaki Lima (PKL) yang kemudian banyak menjadi rujukan?
Iya. Sekarang banyak daerah-daerah ke sini, mau mengubah mindset. Oh ternyata penanganan (PKL) bisa tanpa berantem. Memang tidak mudah. Pengalaman kami waktu itu adalah memindahkan PKL di Kecamatan Banjarsari yang sudah dijadikan tempat jualan bahkan juga tempat tinggal selama lebih dari 20 tahun. Kawasan itu sebetulnya kawasan elite, tapi karena menjadi tempat dagang sekaligus tempat tinggal, yang terlihat adalah kekumuhan.

Lima tahun yang lalu, mereka saya undang makan di sini (ruang rapat rumah dinas wali kota). Saya ajak makan siang, saya ajak makan malam. Saya ajak bicara. Sampai 54 kali, saya ajak makan siang, makan malam, seperti ini. Tujuh bulan seperti ini. Akhirnya, mereka mau pindah. Enggak usah di-gebukin.

Mengapa butuh tujuh bulan, mengapa tidak di tiga bulan pertama?
Kita melihat-melihat angin, lah. Kalau Anda lihat, pertama kali mereka saya ajak ke sini, mereka semuanya langsung pasang spanduk. Pokoknya kalau dipindah, akan berjuang sampai titik darah penghabisan, nyiapin bambu runcing. Bahkan, ada yang mengancam membakar balai kota.

Situasi panas itu sampai pertemuan ke berapa?
Masih sampai pertemuan ke-30. Pertemuan 30-50 baru kita berbicara. Mereka butuh apa, mereka ingin apa, mereka khawatir mengenai apa. Dulu, mereka minta sembilan trayek angkot untuk menuju wilayah baru. Kita beri tiga angkutan umum. Jalannya yang sempit, kita perlebar.

Yang sulit itu, mereka meminta jaminan omzet di tempat yang baru sama seperti di tempat yang lama. Wah, bagaimana wali kota disuruh menjamin seperti itu. Jawaban saya, rezeki yang atur di atas, tapi nanti selama empat bulan akan saya iklankan di televisi lokal, di koran lokal, saya pasang spanduk di seluruh penjuru kota. Akhirnya, mereka mau pindah.

Pindahnya mereka saya siapkan 45 truk, saya tunggui dua hari, mereka pindah sendiri-sendiri. Pindahnya mereka dari tempat lama ke tempat baru saya kirab dengan prajurit keraton. Ini yang enggak ada di dunia mana pun. Mereka bawa tumpeng satu per satu sebagai simbol kemakmuran. Artinya, pindahnya senang. Tempat yang lama sudah jadi ruang terbuka hijau kembali.

Omzetnya di tempat yang baru?
Bisa empat kali. Bisa tanya ke sana, jangan tanya saya. Tapi, ya kira-kira ada yang sepuluh kali, ada yang empat kali. Rata-rata empat kali. Ada yang sebulan Rp 300 juta. Itu sudah bukan PKL lagi, geleng-geleng saya.

Bagaimana dengan PKL yang lain?
Setelah yang eks-PKL Banjarsari pindah, tidak sulit meyakinkan yang lain. Cukup pertemuan tiga sampai tujuh kali pertemuan selesai. Sampai saat ini, kita sudah pindahkan 23 titik PKL, tidak ada masalah.

Lha yang repot sekarang ini malah pedagang PKL itu minta direlokasi. Kita yang nggak punya duit. Sampai sekarang ini, masih 38 persen PKL yang belum direlokasi. Jadi, kalau masih melihat PKL di jalan atau trotoar, itu bagian dari 38 persen tadi.

Tampaknya, pemberdayaan pasar menjadi perhatian Anda?
Oiya. Kita sudah merenovasi 34 pasar dan membangun pasar yang baru di tujuh lokasi. Jika dikelola dengan baik, pasar ini mendatangkan pendapatan daerah yang besar.

Dulu, ketika saya masuk, pendapatan dari pasar hanya Rp 7,8 miliar, sekarang Rp 19,2 miliar. Hotel hanya Rp 10 miliar, restoran Rp 5 miliar, parkir Rp 1,8 miliar, advertising Rp 4 miliar. Hasil Rp 19,2 miliar itu hanya dari retribusi harian Rp 2.600. Pedagangnya banyak sekali, kok. Ini yang harus dilihat. Asal manajemennya bagus, enggak rugi kita bangun-bangun pasar. Masyarakat-pedagang terlayani, kita dapat income seperti itu.

Sementara kalau mal, enggak tahu saya, paling bayar IMB saja, kita mau tarik apa? Makanya, mal juga kita batasi. Begitu juga hypermarket kita batasi. Bahkan, minimarket juga saya stop izinnya. Rencananya dulu akan ada 60-80 yang buka, tapi tidak saya izinkan. Sekarang hanya ada belasan.

Tapi, sepertinya Pasar Klewer belum tersentuh ya, kondisinya masih kurang nyaman?
Klewer itu, waduh. Duitnya gede sekali. Kemarin, dihitung investor, Rp 400 miliar. Duit dari mana? Anggaran berapa puluh tahun, kita mau cari jurus apa belum ketemu. Anggaran belanja Solo Rp 780 miliar, tahun ini Rp 1,26 triliun. Tidak mampu kita. Pedagang di Klewer lebih banyak, 3.000-an pedagang, pasarnya juga besar sekali. Di situ, yang Solo banyak, Sukoharjo banyak, Sragen banyak, Jepara ada, Pekalongan ada, Tegal ada. Batik dari mana-mana. Tapi, saya yakin ada jurusnya, hanya belum ketemu aja.

Soal pendidikan, di beberapa daerah sudah banyak dilakukan pendidikan gratis, apakah di Solo juga begitu?
Kita beda. Di sini, kita menerbitkan kartu untuk siswa, ada platinum, gold, dan silver. Mereka yang paling miskin itu memperoleh kartu platinum. Mereka ini gratis semuanya, mulai dari uang pangkal sampai kebutuhan sekolah dan juga biaya operasional. Kemudian, yang gold itu mendapat fasilitas, tapi tak sebanyak platinum. Begitu juga yang silver, hanya dibayari pemkot untuk kebutuhan tertentu.

Itu juga yang diberlakukan untuk kesehatan?
Iya, ada kartu seperti itu, ada gold dan silver. Gold ini untuk mereka yang masuk golongan sangat miskin. Semua gratis, perawatan rawat inap, bahkan cuci darah pun untuk yang gold ini gratis.

Tampaknya, sekarang masyarakat sudah percaya pada Anda, padahal di awal terpilih, banyak yang sangsi?
Yah, satu tahun, lah. Namanya belum dikenal, saya kan bukan potongan wali kota, kurus, jelek. Saya juga enggak pernah muncul di Solo, apalagi bisnis saya 100 persen ekspor. Ada yang sangsi, ya biar saja, sampai sekarang enggak apa-apa. Mau sangsi, mau menilai jelek, terserah orang.

Dulu, apa niat awalnya jadi wali kota?
Enggak ada niat, kecelakaan. Ndak tahu itu. Dulu, pilkada pertama, kita dapat suara 37 persen, menang tipis. Wong saya bukan orang terkenal, kok. Yang lain terkenal semuanya kan, saya enggak. Tapi, kelihatannya masyarakat sudah malas dengan orang terkenal. Mau coba yang enggak terkenal. Coba-coba, jadi saya bilang kecelakaan tadi itu memang betul.

Hal apa yang paling mengesankan selama Anda menjadi wali kota?
Paling mengesankan? Paling mengesankan itu, kalau dulu, kan, wali kota mesti meresmikan hal yang gede-gede. Meresmikan mal terbesar besar misalnya. Tapi, sekarang, gapura, pos ronda, semuanya saya yang buka, kok. Pos ronda minta dibuka wali kota, gapura dibuka wali kota, ya gimana rakyat yang minta, buka aja. Ya, kadang-kadang lucu juga. Tapi kita nikmati.

Apa kesulitan yang paling pertama Anda temui saat menjabat sebagai wali kota?
Masalah aturan. Betul. Kita, kalau di usaha, mencari yang se-simpel mungkin, seefisien mungkin. Tapi, kita di pemerintahan enggak bisa, ada tahapan aturan. Meskipun anggaran ada, aturannya enggak terpenuhi, enggak bisa jalani. Harusnya, bisa kita kerjain dua minggu, harus menunggu dua tahun. Banyak aturan-aturan yang justru membelenggu kita sendiri, terlalu prosedural. Kita ini jadi negara prosedur.

Apa pertimbangannya saat Anda mencalonkan untuk kali kedua?
Sebetulnya, saya enggak mau. Mau balik lagi ke habitat tukang kayu. Saat itu, setiap hari datang berbondong-bondong berbagai kelompok yang mendorong saya maju lagi. Mereka katakan, ini suara rakyat. Saya berpikir, ini benar ndak, apa hanya rekayasa politik. Dua minggu saya cuti, pusing saya mikir itu. Saya pulang, okelah saya survei saja. Saya survei pertama, dapatnya 87 persen. Enggak percaya, saya survei lagi, dapatnya 87 persen lagi.

Setelah survei itu, saya melihat, benar-benar ada keinginan masyarakat. Jadi, yang datang ke saya itu benar. Dan ternyata memang saya dapat hampir 91 persen. Saya lihat ada harapan dan ekspektasi yang terlalu besar. Perhitungan saya 65-70 persen. Hitungan di atas kertas 65:35, atau 60:40, kira-kira.

Ada kekhwatiran tidak, ketika lepas jabatan, semua yang Anda bangun tetap terjaga?
Pertama ada blueprint, ada concept plan kota. Paling tidak, pemimpin baru nanti enggak usah pakai 100 persen, seenggaknya 70 persen. Jangan sampai, sudah SMP, kembali lagi ke TK. Saya punya kewajiban juga untuk menyiapkan dan memberi tahu apa yang harus dilakukan nantinya. ed: anif punto utomo

Joko Widodo

Nama : Joko Widodo
Tempat Tanggal Lahir: Surakarta, 21 Juni 1961

Pendidikan:
SDN 111 Tirtoyoso Solo
SMPN 1 Solo
SMAN 6 Solo
Fakultas Kehutanan UGM Yogyakarta

Beberapa penghargaan untuk Jokowi
– Kota dengan Tata Ruang Terbaik ke-2 di Indonesia
– 10 Tokoh di tahun 2008 oleh Majalah Tempo
– Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS) Award
– Bung Hatta Award (2010)


Tanggapan

  1. ijin share ya, om

    • ijin share om…mantapss

  2. wahh . . walikota saya ini pak.
    hehe..

  3. Ijin share nya juga Om.
    Saya suka isi beritanya.
    Dan salut buat Bapak Walikotanya.
    Semoga ini contoh buat pemimpin lainnya.
    Terima kasih.

  4. Luar Biasa!! Kagum!! Menggegerkan !! Pos Ronda & Gapurapun JOKOWI sempat2in ngeresmiin, secara beliau adalah Walikota… Pancen Bener nyentuh rakyat sampai bawah. Selamat buat PDI-P Kota Solo yang memiliki kader partai ini. Selamat buat warga Solo (hampir 91 %) yang memiliki pemimpin/tokoh/panutan seperti beliau.
    Istri saya pun sangat salut dengan keramahan-tamahan Ibu Jokowi.
    Sukses buat warga & Kota Solo!!

  5. semoga menjadi calon presiden RI…

    • setuju, pemimpin seperti pak Jokowi lah yang pantas memimpin negeri ini…

  6. Semoga lebih banyak lagi prestasi prestasi yang diperjuangkan buat BUMI PERTIWI, tanpa harus terlalu mementingkan pencapaian posisi dalam pemerintahan….

  7. ijin share ya gan

  8. izin share ya oom… saya tetap masukkan sumbernya dari sini 🙂

  9. Mantap dech pak widodo ini.. andaikan bapak ini jadi presiden RI, pasti mantap indonesia ini..hehehe

  10. terima kasih om, artikel ini sangat membantu saya yang sedang membuat makalah tentang joko widodo

  11. sampai merinding nih aku membaca artikel tentang pak joko widodo….benar-benar salut dan penghormatan setulusnya buat pak jokowi. HEBAT !

  12. kalo ada lebih banyak lagi pemimpin seperti Beliau di negeri ini pasti makmurlah negeri ini…

  13. Berharap Pak Joko Widodo menjadi Gubernur Jateng dan dapat memajukan Jawa Tengah, amin

    • jakarta aja.
      xixixixi

  14. setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban nya di akhirat kelak
    semoga bpk widodo selamat dunia akhirat, dan ALLAH SWT akan membalasnya dengan yg baik, amin..

  15. perlu jadi referensi buat calon walikota jakarta nih .. hayu donk pak jokowi mau kan rombak jakarta.

  16. Subhanallah…
    Bnr” patut ∂ï contoh.
    Para pemimpin negeri ini harus belajar Θ∂яΐ keteladanan pak jokowi ini.
    Kapan y pemimpin* ∂ï kota tercinta saya bisa berbuat minimal seperti ªªþå ÿάΩǤ ∂ï lakukan pak joko widodo???
    Tolong tularkan pak keteladanan. ŸάΩǤ bpk jaalankan ke semua pemimpin ÿάΩǤ selalu berkoar ,”berjuang u/ rakyat..”
    *kabupaten cianjur,jabar..

  17. Selanjutnya jd presiden RI y pak.. Semoga…

  18. Hebat Pak Jokowi…

    walaupun bukan warga Solo, tapi saya berharap kota kelahiranku Kota Bengkulu juga dipimpin oleh orang seperti Pak Jokowi yang nggak neko-neko, yang terepenting adalah jujur dan nggak korupsi.. nggak seperti pejabat-pejabat lainnya yang hanya mementingkan kepentingan pribadi daripada kepentingan rakyat….
    Seperti ibarat, jika dibutuhkan rakyat dicari-cari bagaikan EMAS (sebelum pemilihan pemimpin), namun setelah dapat apa yang diinginkan, rakyat dibuang bagaikan SAMPAH (setelah pemilihan pemimpin). Faktanya begitu hampir di seluruh daerah di Indonesia… apalagi banyak sekarang pemimpin-pemimpin yang gila jabatan, dan harta…

    Pokoknya TOP deh buat Pak Jokowi Walikota Solo…
    Semoga bisa menjadi Presiden RI…

  19. sikap pemimpin yang seperti ini harus dicontoh oleh semua kepala daerah, jika ingin memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat. akan tetapi saat ini kebanyakan kepala daerah hanya berpikiran untuk memajukan diri sendiri, jabatan publik hanya dimanfaatkan sebagai ladang uang untuk mempertebal kocek pribadi. dulu saya pernah berpikir, kalau kita memilih pemimpin yang perekonomiannya sudah lebih dari cukup maka dapat menekan angka korupsi, ternyata saya salah, sehingga muncul image ‘siapapun yang jadi kepala daerah sama saja’.
    tapi setelah baca artikel ini, ternyata masih ada pemimpin yang ‘memikirkan’ rakyatnya. jika ada waktu saya ingin sekali berbincang dengan pak wali terkait dengan kebijakan-kebijakan beliau untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.
    kalau boleh usul, kiranya pak walikota dapat memberikan paparan di depan kepala daerah lain se-Indonesia.

  20. calonin aja bro RI 1 ya tho…

  21. Salut buat Pak Jokowi… pemimpin yang merakyat, berpikir realita dan gak neko2. Andai negri ini punya 1000 walikota/bupati seperti sampean tentu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia bukan hanya menjadi slogan belaka.

  22. contoh buat kepala daerah lainnya, jangan hanya janji dan omdo, rakyat perlu bukti bukan janji

  23. Cocoklah jika kita jodohkan dengan Sang Inspirator ‘Bung Dahlan Iskan’

  24. keren bangetzzz. coba presidennya kayak gini

  25. […] selengkapnya dari sumber berita langsung : https://duniapangankita.wordpress.com/2011/03/28/joko-widodo-sang-walikota-teladan/ Advertisement LD_AddCustomAttr("AdOpt", "1"); LD_AddCustomAttr("Origin", "other"); […]

  26. wahh,… pantesan adik saya yang asli bali dan kuliah di solo jadi langsung jatuh cinta sama pak jokowi,. sampai-sampai di akun facebooknya tertulis
    political : JOKOWI lover, Walikota solo yang SO SWIIITTT 🙂

    semoga pak jokowi seperti ilmu padi, semakin berisi semakin merunduk,.
    semangattt

  27. Smoga muncul pendekar2 muda seperti bapak JOKOWi.shg negeri ini segera keluar dari keterpurukannya….

    Salam Kenal
    YAZiD

  28. Benar-benar sulit dipercaya, sampai sulit berkomentar. Indahnya negeri ini kalau dipimpin orang seperti ini, Tidak bohong ternyata pendapat orang Solo tentang wali kotanya, Sebelum marak mobil Esemka, saya pernah menanyakan kepada orang Solo tentang walikotanya, yang ketika itu ada pejabat yang menyebutnya ‘orang bodoh’ (Ngobrolnya di Jakarta). Waktu itu saya kaget di jaman gini ada orang yang begitu bangga dengan pemimpinya, ternyata….memang pantas dibanggakan. Semoga banyak pemimpin seperti Pak Jokowi atau beri dia kesempatan memimpin orang lebih banyak.

  29. sebagai warga solo yang berada diperantauan merasa bangga terhadap pak jokowi,… 1000% dukung untuk RI 1. semoga bisa membuat indonesia makmur…

  30. setuju…banget pak jokowi memimpin negeri ini

  31. pak jokowi luar biasa.. saya kagum pada bapak yang dengan ketulusan hati ingin membangun solo.

  32. izin share ya, saya mau rakyat jakarta ga salah pilih.
    saya dah butek tinggal di jakarta kayak gini.
    semoga Bapak Jokowi membawa perubahan.

    • Sip share aja biar pd melek msh ada peminpin yg punya nurani dan pro rakyat yg mo bekerja bkn cmn omdo.gw dukung friend demi kemajuan perbaikan bersama.gw bkn org solo tp gw warga beijing china tetap salut bangga ada pemimpin spt beliau.

  33. Salut buat bpk jokowi yg sll andap asor,meski dh terbukti berhasil dlm kepemimpinannya tp beliau tetap mjd pribadi pak joko sdr.jarang ada manusia yg sederhana dan tetap tepo sliro stlh mendapat jabatan tinggi.vote wat bpk di dki1 meski saya tinggal dibeijing china tp saya sll mengikuti berita bpk.sukses sll bpk.

  34. ijin share 🙂

  35. pingin tau tentang kehidupan pak Jokowi

  36. salut dan bangga atas cara kepemimpinan pak jokowi,tidak mempersulit setiap hak-hak rakyat kecil,akan menambah kemakmuran rakyat kedepannya.lanjutkan pak..!!


Tinggalkan Balasan ke setiawan Batalkan balasan

Kategori